RSS

It Should Be Our 5th Anniversary :)


09 Juli 2017
Dear teman-teman…aku mengenang anniversary bukan dengan candle light dinner, staycation, pergi nonton bioskop berdua dan semacamnya.


Jam 17.30 ketika sebuah deadline draft NAK sudah ku submit sesuai komitmen, aku bergegas ke tempat peristirahatannya yang terakhir. Sore ini ternyata ada juga yang sedang diantarkan menuju peristirahatannya yang terakhir, 2 orang, di Jumat hari yang baik ini.


Lagi-lagi ditunjukkan oleh Nya, bahwa kematian itu dekat sekali dengan kita. Memang itu tujuanku setiap kali pergi ke tempat peristirahatan terakhirnya, bahwa sebenernya kita dekat, hanya berjarak oleh takdir yang memang sudah digariskan begini adanya.


Aku masih selalu berusaha mengingat-ingat semua pesanmu. Ngga boleh bangun siang, ngga boleh tidur terlalu malam, ngga boleh kotor, ngga boleh nunda, ngga boleh ini dan itu. Dulu pas kamu mengucapkan semua itu, tentu saja aku kesal hehe, tapi sekarang aku bener-bener sadar bahwa itulah hal-hal baik yang ingin kamu tinggalkan, agar aku bisa hidup dengan baik dengan semua nilai-nilai kehidupan yang kamu tinggalkan. Mungkin memang baru sebentar kami menjalani kehidupan pernikahan, tapi rupanya sudah cukup banyak sekali ujian Allah yang telah kami lewati.


Dari awal kami memutuskan menikah, Allah tunjukkan bahwa niat baik InsyaAllah akan dimudahkan, dan lancar alhamdulillah. Meskipun mungkin ngga ada yang tahu, malam-malam waktu kami liburan di Malang setelah menikah, kamu mulai batuk lagi tanpa henti, bukan firasat lagi, itulah tanda-tanda yang aku kenal musuh lamamu datang menyerang kembali.


Kemudian tidak lama setelahnya, kami bolak balik Jakarta untuk berobat ke daerah Jakarta Timur, kurang lebih 6 bulan. Waktu itu tempat favorit kami cuma 2, Hotel P di daerah Pramuka dan The BnB Hotel di Kelapa Gading, tentu saja karena murah dan dekat. Kemudian, kami bertemu dokter baik hati di rumah sakit lain, dokter Sita nama beliau. Rumah sakitnya, rumah sakit mahal, namun pelayanan BPJS nya tidak pernah memandang sebelah mata.

Disinilah kami mulai menjalani LDR hingga hampir setahun. Kamu tinggal di Setiabudi, dan aku terbang setiap Sabtu ke Jakarta, Minggu atau Senin kembali lagi kesini untuk bekerja. Setiap selesai treatment kami menghibur diri dengan nonton, sekedar makan di mall sebelum pulang ke kosan dan dikosan sibuk hunting makanan di aplikasi online.

Allah memang sudah tentukan jalannya

fa inna ma’al-‘usri yusrā,
maka sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan,

inna ma’al-‘usri yusrā

sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan.


Sebelum dimulai perjalanan LDR setahun itu, tiba-tiba aku dapat email, dari Sriwijaya Air.


Program setahun penuh, bebas terbang kemana saja cukup bayar tax dan asuransi. Bukan cuma itu, selama bolak balik Tanjungpinang-Jakarta, gimana pekerjaan? Alhamdulillah ada aja rejekinya, tiba-tiba dapat nasabah yang mau dikasi kredit, dan entah gimana dulu caranya nyelesaikan semua pekerjaan itu bisa dimana aja, baik di jalan, di rumah sakit, di kosan Setiabudi, dimanapun pokoknya bisa kerja sambil nemenin kamu.


Di Jakarta pun, biarpun kami cuma berdua tapi Alhamdulillah teman-teman kami sesama penyintas baiknya luar biasa, sudah kami anggap lebih dari teman, padahal sama-sama sakit dan berjuang.


Memasuki tahun terakhir kami di Jakarta, rejeki lagi kami bisa tinggal di rumah dinas milik saudara di Jakarta. Memang Allah luar biasa baik ya, Allah ngga pernah membuat kami merasa sendirian.


Tanpa ada angin dan hujan pun tiba-tiba datang banyak rejeki, dari keluarga, saudara, sahabat-sahabat. Ngga akan pernah lupa semua kehangatan dan kebaikan semua orang waktu itu.


Kelihatannya senang terus ya? 🙂
Ya susahnya jangan ditanya lagi, gimana menghadapi LDR di tengah berjuang melawan kanker paru stadium 4, dengan segala efek kemo yang bisa tahan hingga 2 minggu, kemudian minggu ketiga harus kemo lagi. Bahkan kami pernah, dua2nya harus di opname dalam waktu yang bersamaan. Aku di lantai 19 karena gejala tipes, kamu di lantai 21 karena kondisi lagi drop pasca kemo.


Kemudian beberapa bulan kemudian kembali ke Tanjungpinang, kasihan juga harus LDR dengan segala kondisi tersebut, dan keuangan menipis, program terbang bebas Sriwijaya uda habis juga. Alhamdulillah nya kondisi kamu sudah baikan. Beberapa waktu kemudian, kami menuntaskan pembangunan rumah kami berdua, dapur berdiri, fix kami lalu pindah. Beberapa waktu berselang, musuh lamamu muncul kembali, dan disitulah Allah kembali menunjukkan pertolongan, asuransi kantorku mengcover manfaat untuk pasangan.

Lalu mulailah perjalanan kami tiap bulan berobat ke Johor Bahru, hotel favorit kami adalah Hotel Citrus karena dekat dengan klinik. Asuransi tinggal gesek? Oh no, untung saja ada kartu kredit hehe, jadi berlaku sistem reimbursement meskipun selisih kursnya bisa untuk beli token listrik sebulan dan tiket kapal PP serta hotel uda sama kayak beli hape baru. Sekali lagi alhamdulillah Allah mudahkan semuanya. Meskipun berjalan jauh makin susah dan mudah lelah, tapi kami tetap menghibur diri dengan makanan enak setiap hari sama seperti kebiasaan kami waktu di Jakarta.


Sampai akhirnya datanglah pandemi, awal pandemi kami masih bolak balik Johor Bahru dengan bawaan curiga dan parno, laku kemudian Malaysia lockdown.


Tidak hanya berhenti disitu ikhtiar kami untuk sembuh, kembalilah kami ke rumah sakit di Batam, tempat pertama kali tahun 2015 kamu melakukan pencarian itu penyakit apa sesungguhnya itu, dan hasilnya nihil. Di RS tersebut alhamdulillah sekarang sudah dicover BPJS sehingga ketika limit asuransi cepat habis, kami bisa tetap berobat.


Jadilah kami kemudian bolak balik nyebrang ke Batam via roro dan perjalanan darat yang lebih jauh dari biasanya karena jalannya memutar 20 km lebih jauh dari jarak total karena sedang renovasi. Mobil kami setting seperti sebuah camping van, jadi kamu bisa istirahat nyaman di floating bed di belakang. Di Batam, hotel favorit kami adalah Da Vienna di daerah Windsor. Dan tentu saja kami selalu berwisata kuliner dengan bantuan aplikasi ojek online 🙂

To be continued…

 
Leave a comment

Posted by on July 9, 2021 in Cerita Gak Jelas,,

 

Nonton Maroon 5 @ F1 2015 Singapore GP


Hello 🙋long time no see
Kali ini kita ketemu lagi dan saya mau bahas soal cerita minggu lalu yang super duper nekat, nonton Maroon 5 di  Singapore GP F1 😍 (mumpung masih kerja disini ahahaha)
image

Well, disini saya bakal bahas ceritanya dari awal sampe akhir, gimana caranya beli tiket, gimana serunya panas2an,  gimana capeknya nunggu 8 jam dan gimana kerennya liat Adam Levine dari dekat. 😱😄😘😍

🔵🔴 First of all, grab your ticket

Kamu kudu beli tiket online, pake kartu kredit. Pilihan tiket ada bermacam-macam, tapi singkatnya untuk yg niat nonton konsernya lebih mendominasi daripada niat nonton balapan, pilih aja yang di Padang Stage, karena disanalah sarang  perform artis2 papan atas. Di Padang Stage kalo gak salah ada 2 jenis tiket, Padang Grandstand dan Zone 4 Walkabout. Pilih mana? Klo niat nonton konser aja dan budget minimal, ambil Zone 4 Walkabout, untuk F1 kali ini kami dapat harga SGD 168.
image

Untuk yang punya budget lebih, bingung ngabisin duit, dan penggemar balapan aja, mungkin bisa beli tiket jenis Padang Grandstand. Jenis tiket yang memperbolehkan pemiliknya untuk duduk sedekat 2-3 m dengan lintasan balap. Kalo yang Zone 4 Walkabout sih bebas duduk di rumput2 aja hahaha.
image

🔴🔵 Ticket Collection
Next, setelah transaksi selesai maka tunggulah hingga H-30 dari acara, disitu kamu baru bakal dapet konfirmasi kapan tiket bisa diambil dan dimana diambilnya. Nah, ini yang agak ribet. Untuk kamu yang deket2 Singapore, rekom sih waktu milih ticket collection pilih aja di Post Office di Harbourfront Centre atau yg post office lain yang nempel mal gitu. Opsi lain kamu bisa beli di agen tiket resmi yang basisnya Indonesia atau dateng H-1 acara karena biasanya tiket akan di-keep hingga H-1. Or just ask them via email, mereka pasti akan jawab semua kesulitan kamu. Pokoknya, patuhi rule waktu pengambilan tiket, catet baik2 apa yang perlu disiapin 😀
image

Setelah melalui petualangan panjang dan tiket berada di tangan, maka legalah kami karena berarti ketemu Adam Levine tinggal selangkah lagi ahahaha.

🔴🔵 Gate are OPEN 😘
Akhirnya setelah nunggu dari bulan Mei, sampailah kami di hari Sabtu, 19 September 2015. Maka berangkatlah kami naik ferry pertama dari Tanjungpinang ke Singapore via Tanah Merah. Sampai di Singapore, kami masih sempet mampir di Bunc @ Radius buat naro barang kami dulu dan ke Raffles City untuk ngambil satu tiket temen kami yang belum diambil lalu lanjut makan siang. Jam 3 sore kamipun jalan dari Raffles City ke gate 3 yang cuma berjarak sekitar 200 m. Keliatan antrian uda rame, kirain bakalan lama eh ternyata cepet juga.
image

Di gate ini kamu bakalan diperiksa. Yang bahaya2 gak boleh ya, dan juga makanan dan minuman except air mineral 600 ml. Tapi temen saya ada yg lolos sih bawa biskuit dan roti kedalem haha. Di dalem sih sebenernya kamu ngga usa takut kelaparan karena banyak stand, tapi yaaaa….you know ya…harga 1 burger bisa SGD 12 :)😰😱
image

🔵🔴 Fanzone!
Waktu saat itu menunjukkan pukul 3.30 PM tepat setelah fanzone dibuka, cuma kami rada ngga ngebet lagi karena denger2 pasti susah dapet fanzone yang katanya bisa nonton deket banget dari panggung. Tapi begitu sampai di deket panggung dan ngeliat situasi kondisi, koq kayaknya fanzone masih sepi ya dan bebas aja buat masuk. Maka lalu kemudian, we’re going to secure our place!
Kami berlima mensegel tempat paling depan yang letaknya persis depan bibir panggung.
image

Oia, dan perlu kamu tahu. Maroon 5 perform jam 11.30 PM dan itu kami dateng masih jam 04.00 PM dan itu panas terik banget. But, we won’t give up our place LOL 😂
image

Jadi kami akhirnya gantian jagain tempat kalo ada yg mau ke toilet atau sekedar jalan2. Duduk berjam-jam ngemper capek juga rupanya maka kami pake kombinasi berdiri duduk berdiri ampe bosen ahahaha

Langit berubah gelap pun rupanya si Maroon 5 juga baru bakal keluar 4 jam lagi. Akhirnya kami berdiri2 terus nyandar di pager, dan sewaktu lagi asik ngobrol sama security dan mereka bilang “Nanti kalo Mc bilang stand up, langsung berdiri semua ya, takut kegencet”. Nah disitulah something bad happened. Waktu menunjukkan pukul 7 malam, dan mau ngga mau kami nunggu dengan posisi berdiri karena semua orang pada berdiri. 4 hours to go….masih lama kan 😭😨😪
Disinilah kenekatan kami diuji, bayangin aja nunggu sejam aja bosen, lah ini 4 jam sambil berdiri. Kalo bukan gara2 Adam, pasti uda give up di menit kesekian. Belum lagi disebelah kami ada bule agak rese yang hobi banget dorong2, cuaca masih panas dan crowded, kaki uda pegel. Ah, lengkap pokoknya.
image

🔴🔵 Hurry up, Adam!
Well…tapi semuanya terbales ngga sia2 waktu uda jam 11 malem. Kurang 15 menit lagiiii 😱😅😂
Dibuka dengan suara2 hewan, mereka muncul bawain lagu Animal sebagai pembuka konser
😍😍😍😍😍😍😍😍
image

image

image

image

Liat, kami sedekat ini dengan panggung!
Ngga sia2 deh semua penantian kami dari berbulan-bulan, berjam-jam berdiri bahkan tragedi ketinggalan ferry ke Batam pas ambil tiket sehingga akhirnya kami harus charter speedboat malem2 ke Tanjung Uban. Hilarious 😂
image

Next, mereka bawain lagu Lucky Strike, Daylight,  Makes Me Wonder, This Love, She Will Beloved, Stereo Heart, apalagi ya…oh and of course Sugar! 😘

Lumayan cukup lama juga konsernya dari jam 11.15 PM ampe jam 00.30 AM.
75 menit?  Ya lumayan lah apalagi dapet paling depan sendiri hahaha

Well, gitu deh serunya nonton konser di F1. Balapannya dicuekin, yah emang ngga hobi sih, cukup nonton dari big screen aja, itupun kurang ngeh hihihihi.

Last, for summary
Ini hal2 yang perlu kamu simak sebagai tips jitu nonton konser di F1
🚩 Bawa kipas portable, payung dan tiker. Kalo boleh tenda sekalian hehehe.
🚩 Rajin nyimak twitter penyelenggara, rajin2 tanya disana soal update acara. Mereka cepet bgt responnya
🚩 Kalo tiket uda di tangan, ternyata bisa pindah tangan dengan mudah, secara ngga ketulis nama atau apapun dan di gate ngga diperiksa ID, cuma cek tas
🚩Menuju tempat race dan pulang dari tempat race paling enak naik MRT. Murah, cepet hehe. Meskipun pulangnya antri, tapi tetep singkat waktu tunggunya.
🚩Waktu pengambilan tiket, patuhi semua yg dibutuhkan. Kalo kita diminta bawa clear print out, maka bawa cetakannya. Jangan sampe ngeprint di SG, satu lembar 2 SGD bok!

Oke mungkin itu aja sedikit cerita dari nonton Maroon 5 seminggu lalu. Capek banget tapi keren! Kami baru sampe hostel jam 2 pagi tapi masih semangat liatin rekaman video konser. Hahaha, puas pokoknya :mrgreen::mrgreen::mrgreen:

 
2 Comments

Posted by on September 26, 2015 in Good Info, Words from life :)

 

Tags: , , , , , , , , , ,

Vivat Backpacker!


Kemarin sepulang mbolang dari SG akhirnya bawa sesuatu yang penting juga. Penting buat menunjang aktivitas backpacker berikutnya. Di Harbourfront ternyata bisa nitipin barang. Yey!….meskipun kudu bayar sih. Tapi lumayan murahlah.
Masih kebayang deh gimana kemarin susahnya pas main di USS dg setumpuk barang di bagpack. Ribet nitipin dulu di loker The Mummy kalo mau main dan buru2 ganti loker biar ngga kena charge karena batas waktu cuma 30 menitan. Phew!
Nah sekarang ngga perlu lagi kayak gitu. Oke mari yuk saya share penemuan baru saya, left baggage service di Harbourfront.
Jadi kamu bisa nih nitipin barang kamu di Harbourfront, tepatnya di Left Baggage Service tepat di sebelah check in bagasi ferry. Tarifnya itungan per 3 jam dan ada charge jika melebihi waktu. Berikut jepretan daftar harganya

image

Nah lumayan kan…
Kemarin temen nitipin coklat2 berat gitu selama 6 jam abisnya paling 5 SGD. Mayan murah daripada ribet2 bawa tas dan ngga fun di jalan 😉
Ini jepretan lokasi Left Baggage Service nya

image

Nah..keren kan
Dari kemarin googling belum nemu ada orang bahas penitipan barang di SG. Dan akhirnya nemu juga sekarang.
Anyway…
Sebenernya ada cara lebih murah lagi nitipin barang kita. Cuma agak sedikit resiko sih. Apa itu?
Nitip di hostel…
Hahaha
Kalo kita emg mau nginep di hostel bersangkutan sih ngga masalah. Cuma kalo diperhatiin, kayaknya bisa jg nitip biarpun kita ngga nginep disitu. Wah ini agak butuh teknik muka tembok sih hehe.
Tapi ya kadang emang masih ribet juga ya kalo nitipin di hostel biarpun gratis. Secara lokasinya agak2 jauh, kalo Harbourfront kan deket, nyampe tinggal ngesot aja ke tempat penitipan tas tadi hehe.
Well..gitu aja sih infonya. Semoga cukup bermanfaat buat kamu yang hobi jalan ke SG.
Bye!

 
2 Comments

Posted by on May 4, 2015 in Good Info

 

Tags: , , , , ,

Backpacker Singapore !


Setelah hampir mau setahun menginjakkan kaki di Kepulauan Riau yang deket binggow dengan Singapura, akhirnya Sabtu kemarin resmi menginjakkan kaki di negara Singa, sekaligus resmi pula paspor saya dicap untuk pertama kalinya wkwkwk.

Liburan singkat, tapi lumayan, lumayan bikin kaki keriting hahaha.

Well, asiklah liburan ke SG, buat yang punya duit maupun yang kere (kayak saya nih!), liburan disini tetep bikin happy.

Oke berikut ini bakalan saya share petualangan ala2 backpacker 2 hari di Singapura kemarin.

1. Awas ketinggalan ferry !

Karena kami berangkat dari Tanjung Pinang maka kami harus naik ferry dari pelabuhan Sri Bintan Tanjung Pinang. Kami pun membeli tiket Sindo karena jamnya cocok, ferry paling pagi jam 7.

360 ribu (tiket 2 way) + 13 ribu (tax pelabuhan Sri Bintan) + 6S $ (tax pelabuhan Tanah Merah).

Rulenya, 45 menit sebelum keberangkatan penumpang harus uda check in di pelabuhan. Eh lah koq kami baru nongol 10 menitan sebelum kapal jalan, apes, jadilah kami nunggu kapal berikutnya jam 10. Dan apes kombonya lagi, karena harus tuker jam boarding, kami harus bayar 30 ribu lagi hahaha nasib nasib. Well…setelah nunggu jam 9 sambil sarapan2 akhirnya kami pun berangkat juga. Halo Singa..kami datang 🙂

2014-12-05-19-20-44_deco

2. Arrival, emm…siapkan kaki

Sesampainya di Tanah Merah, yang sibuk kami lakukan adalah check in di Path masing2 mengais wifi gratis pelabuhan wkwkwk. Yah setelah sebelumnya sempet ada yang lama ketahan di imigrasi karena dikira teroris, hihihi kasian Bara.

Next kami segera menuju MRT terdekat MRT Tanah Merah dg bus. Busnya ga bagus2 amat, agak reot, tapi ya bersih bingit dan dingin. Ah..Singapura, semuanya begitu teratur. Tarif bus waktu itu kami bayar per orang S$ 1,2 agak mahal sih emang kalo bayar pake uang koin, paling enak klo uda punya EZ Link atau Singapore Tourist Pass. Nanti tarifnya bakal lebih murah, ngga nyampe $S 1 deh.

Sesampainya di MRT Tanah Merah, lagi2 kami harus pake standart ticket dulu, jadilah kami pergi ke mesin GTM dan ambil standart ticket dulu. Masih ngga ngeh dengan sistem standart ticket, tapi yaudahlah yang penting kami bisa capcus naik MRT ke Harbourfront buat jemput si Ridwan, rekan kami backpackeran yang berangkat dari Batam. Anw, ngomong2 soal naik MRT, ada baiknya kamu uda punya EZ Link atau beli EZ Link di ticket counter yang ada di stasiun MRT. Boleh juga pake Singapore Tourist Pass, cuma kayaknya buat yang bakalan sering ngunjungin SG enaknya beli EZ Link aja. Harganya S$ 12 (harga kartu S$5, saldo S$7), asiknya kartu ini bisa dipake buat alat pembayaran di 7 Eleven disana, jadi kayak e-money gitu deh hehehe.

wpid-linecamera_share_2014-12-14-21-03-18.jpg

Terus kalo soal cara naik MRT, ahahaha gampang koq, tinggal tap kartu ke mesin, temuin rutenya, capcus, berapa menitan gitu uda sampe. Ya kalo jauh bisa puluhan menit sih ama transit2nya hehehe.

Buat kamu yang pake android bisa banget pake aplikasi yang namanya “Explore Singapore”. Itu aplikasinya berupa penunjuk rute MRT dan rincian perkiraan tarifnya, asiknya aplikasi ini bisa jalan offline lho, jadi berguna banget buat kamu yang lagi backpackeran karena biasanya cuma ngandelin wifi doang hahaha.

Sampai di Harbourfront MRT station dengan selamat, kami langsung nyari si Ridwan teman kami. Setelah ketemu Ridwan yang uda kelamaan nunggu kami yang ketinggalan kapal, akhirnya kami memutuskan untuk makan dulu di kantin Harbourfront Mal karena sadar di daerah tujuan kami setelah ini harga makanan pasti selangit. Well, lumayan sekali makan kena sekitar 5S$ di situ untuk sebuah omelete rice and fish katsu, ya hampir mirip harga makanan di mal Indonesia sih.

wpid-screenshot_2014-12-06-08-14-41.png

3. Our very first stop, Henderson Waves!

Setelah kelar isi perut, kami berlanjut ke Henderson Waves, jembatan keren di daerah Henderson Road. Cara kesananya gampang, dari Harbourfront MRT Station ikuti Exit C, naik bus no 131 atau 145 , turun di bus stop ke 5, atau bilang aja mau ke Henderson Waves Pak Cik! 😉

Yak, dan sampailah kami ke jembatan kayu yang unik melengkung-lengkung

wpid-2014-12-10-21-28-20_deco.jpg

wpid-2014-12-07-16-44-12_deco.jpg

wpid-2014-12-07-10-05-14_deco.jpg

Setelah puas jepret sana sini dan waktu menunjukkan pukul 6 sore, kami pun segera kembali ke Harbourfront untuk melanjutkan misi kami ke Universal Studio.

Jam 6 sore baru ke USS ngapain?

Ya emang niatnya kesana cuma buat foto2 koq hahaha

4. Bola bundar berasap, here we come!

Sampai di Harbourfront lagi, kami pun ngesot menuju Vivo City di sebelahnya. Vivo City ini tak lain adalah mal yang jadi gerbang masuk ke Sentosa World, area tempat main paling ngehits di SG. Karena kaki uda mulai capek dan waktu yang mepet, kami memutuskan untuk naik monorail Sentosa Express, harganya S$ 4 buat PP sepuasnya, gak perlu bayar lagi sih karena EZ Link bisa di-tap disini. Well, beberapa menit kemudian kami turun di stasiun pertama di Waterfront.

Taraaaaaa….waktunya ketemu si bola bekel

wpid-2014-12-07-16-52-35_deco.jpg

wpid-2014-12-07-16-51-00_deco.jpg

Puas jepret2, waktu uda menunjukkan pukul 7 lebih dan hampir gelap lalu kami memutuskan untuk balik ke Vivo City.

5. Lost in Bugis

Setelah di Vivo City, kami singgah bentar liat pohon natal yang gede banget dan sedikit jepret2 hehehe. Lalu kami beranjak menuju Bugis tempat kami menginap. Sebenernya plan kami malam itu adalah ke Garden By The Bay untuk naik OCBC Skyway karena pasti bagus banget kalo malem, cuma karena last admission ticketnya jam 9 malem, kami gak mau gambling dan memutuskan balik dulu cari hostel karena kami belum menampakkan diri untuk check in hihihi. Sesampainya di MRT Bugis, yang katanya deket hostel, katanya….

Eh ngga taunya kami nyasar karena ngga petunjuk pasti buat ke B88 Hostel, tempat kami nginep. Dari kemarin sih uda nyari googling buat tau kayak gimana itu biar sampe sana, tapi cuma disebutin aja kalo jalan bisa sampai. Durumdum, kaki kami uda pegel2, ngga jelas mau jalan kemana, GPS mati, yey kami tersesat.

Tapi SG ngga sekejam itu koq, setelah tanya ke bapak2 di halte bus, kami pun mencoba naik bus untuk menuju Jalan Besar tempat si B88 hostel berada. Lupa naik bus no berapa, pokoknya kami turun di Slim Lim Tower dan nemuin Jalan Besar, dari situ kami pun jalan agak2 nyasar lagi dan akhirnya sampailah kami di B88 Hostel.

Kamar aku, Hanna dan Nurul ada di female dorm lantai 3, sedangkan kamar Ridwan dan Bara di mixed dorm lantai 4. Tipe kamarnya tipe kapsul bukan bunk (emang sengaja cari yang gitu sih biar private) dan kamar mandinya shared room. Eh sayangnya kamar mandi kami yang cewek2 adanya di lantai 4 juga -,- kirain di lantai yang sama. Well, kalo ukuran kamar sih sempit karena 16m2 diisi 6 bed, cuma kalo urusan bersih, percaya deh. Di tiap bed ada locker, colokan listrik, lampu, gantungan dan selimut. Wifi, tokcer…kenceng banget, pas buat ngupload hasil foto2 seharian hehehe. Oia, harga kamar kami S$ 27-30 per bed, lumayan mahal juga kalo dikali 5 ya. Next time boleh deh nyobain kamar hotel biasa dan masuk rame2 biar lebih hemat ahahaha.

wpid-400658_14051916360019477048.jpg

Setelah kelar mandi, kami pun bergegas bersiap kembali karena kami ngga mau cuma ngabisin waktu di hostel aja. Tapi sebelum itu, kami keluarkan senjata andalan yang dibawa dari Indonesia. Pop mie! Ahahaha, jalan seharian lumayan juga bikin capek. Akhirnya setelah selesai ritual makan pop mie dan waktu menunjukkan pukul 10 lebih, kami pun beranjak naik bus ke Clarke Quay.

5. Clarke Quay!

Sampailah kami di Clarke Quay, setelah sebelumnya tetep juga nyasar dikit sih, hehehe. Di Clarke Quay ini rame banget kalo malem, emang disini katanya pusat nightlifenya SG sih.

wpid-2014-12-07-16-56-55_deco.jpg

wpid-2014-12-07-16-41-22_deco.jpg

Setelah bentar muter2 dan foto2, kami pun bosan dan beranjak menuju tempat berikutnya, Merlion Park. Dari Clarke Quay ke Merlion Park tinggal jalan kaki aja nyebrangin jalan dan ngikutin aliran Singapore River.

6. Hai, Singa!

Akhirnya kami pun jalan malem2 menuju Merlion Park. Di sepanjang sungai pemandangannya cukup keren dengan background gedung2 tinggi, kalo ngga salah daerah yang kami lewatin itu namanya Boat Quay.

wpid-linecamera_share_2014-12-14-22-14-09.jpg

Dan…sampailah kami di Merlion Park

wpid-2014-12-14-00-23-32_deco.jpg

wpid-photogrid_1418497317219.jpg

Dari jauh keliatan Marina Bay Sands yang terkenal dengan the three towers nya itu.

Oke, well done, waktu uda nunjukin jam 12an, lalu kamipun pulang naik taksi. Dan ternyata taksi di SG hampir2 mirip sama di Indonesia, drivernya ternyata ngga ngerti dimana itu Jalan Besar tempat hostel kami berada, akhirnya tetep aja kami turun di depan Slim Lim Tower dan kembali jalan kaki menuju hostel. Sialnya, malem2 dengan kaki capek gitu saya jalan kakinya barefoot pula alias nyeker karena sendal putus tak tertolong lagi. Jam 1 sampe hostel, zzzzzzzzz kami pun terlelap di bed capsule masing2.

7. Morning SG !

Karena kecapekan di hari Sabtu, kami pun bangun molor. Jam 9 pagi dan tau2 semua penghuni kamar uda lenyap karena mereka pasti pada sibuk dengan acara backpacker masing2. Setelah mandi pagi, kami pun beberes lalu berkumpul di lobby untuk sarapan. Hostel yang kami tempatin nyediain roti gandum, selai, buah, kopi dan teh untuk sarapan. Lumayan buat ngisi tenaga, yah selain makan roti tentu saja tak lupa kami menyantap bekal kami dari ibu pertiwi, pop mie hehehe.

Setelah kelar sarapan, jam 10an kami cabut menuju Bugis Street tempat oleh2 yang ngehits di SG. Bugis Street tak lain adalah pasar menjual macam2 oleh seperti makanan, baju, dan pernak-pernik khas SG. Tapi disini ngga seperti pasar yang umumnya kita kenal, bersih dan dingin. Well, namanya juga di SG.

wpid-2014-12-07-21-25-12_deco.jpg

Next sebelum beranjak ke Orchard untuk menjawab misi makan es krim potong yang legendaris itu, kami singgah dulu di Bugis Junction untuk brunch (iyelah jam 11 mah makan pagi dirapel makan siang ini namanya hehe).

Disini harga makanan lebih mahal daripada di kantin Harbourfront Mal kemarin, sekali makan bisa kena S$ 7-8. Yah, masih itungan worth it sih tapi karena rasanya lebih enak disini ketimbang kemarin. Aku, Nurul, Bara pilih makan Pepper Lunch dan Hanna sama Ridwan makan hotpot.

wpid-20141207_114541.jpg

Puas makan, kami pun bergegas menuju Orchard.

7. Orchard Road and ice cream

Dari Bugis ke Orchard kami pilih naik MRT dan sedikit nyasar sampe Orchard karena kami pilih exit yang menuju Orchard Boulevard, harusnya pilih Orchard Road. Well, setelah tanya sana sini, sampailah kami di jalanan yang ngehits di SG, Orchard Road. Namanya backpacker, kesini sih cuma mau sekedar tau aja dan yang paling penting, beli es krim!

wpid-2014-12-07-21-24-00_deco.jpg

Ini penampakan es krim yang sekarang harganya uda naik 20 cent yang dulunya cuma S$ 1 aja hahaha. Kenyang abis makan es krim, kami pun bingung lanjut kemana karena waktu masih lumayan banyak sebelum balik ke Tanjung Pinang. Akhirnya diputuskanlah untuk pergi ke Garden By The Bay, destinasi yang gagal di hari sebelumnya. Dari Orchard kami lalu menuju ke Bayfront MRT dan keluar lewat exit B.

8. Super Tree !

Ngga dapet view Garden By The Bay malem hari, tapi ternyata siangnya oke juga. Next time balik kesini kudu malem hari deh, hehehe.

2014-12-07-21-52-10_deco

2014-12-07-21-20-51_deco

2014-12-14-00-20-45_deco

2014-12-07-21-16-05_deco

Well done !

Kelar juga semua acara jalan2nya

Henderson Waves – Universal Studio – Bugis – Clarke Quay – Boat Quay – Merlion Park – Orchard – Garden By The Bay

And last, kami pun beranjak pulang setelah kehujanan dikit karena tiba2 awan gelap datang menyelimuti langit di Garden By The Bay. Berpisah jalan, Ridwan menuju Harbourfront sementara kami menuju Tanah Merah.

Well, seru biarpun kaki jelas pegel2 karena dibawa jalan berkilo-kilo.

Intinya sih, Singapore mirip sama Jakarta, tapi dalam versi lebih canggih, lebih bersih, lebih teratur, hehehe.

Kesimpulannya backpacker di SG gampang karena kemana-mana aksesnya mudah dan murah pake public transport, main kesini sendirian sih berani kalo ngerti kayak gini hehehe.

Oke, tuntas backpackeran jilid I ke SG

Berikut rincian uang yang dihabisin kemarin

Tiket Tanjung Pinang – Singapura PP = Rp 360 ribu

Tax pelabuhan Tanjung Pinang = Rp 13 ribu

Tax pelabuhan Tanah Merah = S$ 6

Bus ke MRT Tanah Merah = S$ 1.20

EZ Link = S$ 12, ditop up lagi S$ 10 masih nyisa banyak koq tar

Makan = S$ 5.50 + S$ 7.2

Oleh2 = tote bag (4 for S$ 10) dan baju anak2 (3 for S$ 10)

Hostel = S$ 300

Totally sekitar 1,5 juta masih nyisa dikit deh hehehe

Itupun uda nemu cara buat lebih hemat lagi dengan pinter2 milih hostel dan nyari tempat makan yang lebih sip.

Well, puas2in jalan2 mumpung masih muda

Because traveling is the only thing we buy that makes us richer

😉

 
5 Comments

Posted by on December 14, 2014 in Cerita Gak Jelas,,, Words from life :)

 

Tags: , , , , , , , , , , , , , , ,

Yuk Main Ke Tanjungpinang !


wpid-2014-09-13-22-54-13_deco.jpg

Bagus ya pantainya?
Hahaha, uda gak keitung berapa kali saya sering mamerin foto keren pantai disini. Sunsetnya, airnya, pasirnya, bersihnya 🙂
Oke sekarang waktunya posting gimana caranya main kesini
Biar temen2 pada banyak main kesini, ibukota provinsi yang sepi ini. LOL!
Nah, saya bakal bahas nih gimana caranya main kesini dan sedikit rincian budgetnya.
First of all, dengan berbagai macam caranya kamu, sampailah di Tanjungpinang terlebih dulu, hehe.

Yang dari Batam bisa naik ferry dari pelabuhan Punggur, perjalanannya cuma makan waktu 1 jam koq. Ferry jadwalnya on time banget, beroperasi dari pukul 07.30-18.00 dan berangkat tiap 15 menit. Naik ferry cuma bayar 55 ribu + seaport tax 5 ribu.
Yang dari kota2 lain? Oke mari kita bahas sebentar
Medan, Pekanbaru, Palembang, Jambi bisa naik pesawat ke Batam dulu baru nyebrang ke Tanjungpinang. Untuk harganya 300-500an, dari Medan yang paling mahal kayaknya. Nah setelah nyampe bandara Hang Nadhim, kamu tinggal naik taksi ke Punggur deh dengan bayar sekitar 80 ribu.

Nah kalo dari Jakarta lebih enak lagi, karena ada direct flight ke Tanjungpinang dan juga bisa lewat Singapore kalo jiwa petualang kamu level akut hehe. Jakarta-Batam normalnya 500an, Jakarta-Tanjungpinang 600an, dan Jakarta-Singapore bisa 300an. Khusus yang ke Singapore, dari Changi kamu harus menuju Tanah Merah dan naik ferry dari sana menuju pelabuhan Tanjungpinang, biayanya sekitar 250an dengan waktu tempuh 2 jam.

Nah, selanjutnya sesampainya kamu di Tanjungpinang, lebih enak lagi nih bahasnya.
Di Tanjungpinang, tepatnya pulau Bintan ada 2 spot yang terkenal, kawasan Trikora dan Lagoi. Lagoi mungkin uda sering kamu denger kerennya, sekeren harganya, hehe. Sedangkan Trikora ngga lain adalah kawasan pantai yang lebih cocok buat buat rakyat hehe. Tapi ya biarpun main ke Trikora ini itungannya murah, tapi landscapenya uda bikin speechless hihihi

2014-09-14-10-16-33_deco2014-09-14-10-15-23_decowpid-2014-09-13-22-34-40_deco.jpg

 

 

Gambar yang terakhir ini adanya di salah satu pulau kecil di kawasan Trikora, pantainya uda kayak kolam ya? Hahaha
Yuk fokus bahas main kesana!

wpid-2014-09-13-12-34-00_deco.jpg

Nama pulaunya Beralas Pasir atau sebutan kerennya White Sands Island. Buat kesini, dari pelabuhan Tanjungpinang kamu harus menempuh perjalanan darat selama 1 jam ke kawasan Trikora lalu nyebrang lagi selama 10 menitan ke pulau ini pake speedboat.
Kesananya pake apa?

wpid-2014-09-13-22-22-47_deco.jpg

Nah yuk ngomongin akomodasi deh…
Salah satu cara ya kamu kudu sewa mobil hehe, tapi tenang, disini cukup murah koq. Untuk 24 jam sewanya 200 ribu. Di Jawa mana pernah nemu mobil harga segitu kecuali mobil temen hahaha. Karena tempatnya ngga jauh, jadi mungkin ngga seberapa perlu nginep kalo ke Beralas Pasir. Tapi kalopun masih pengen nginep, di kawasan Trikora pun banyak resort dan penginapan dengan budget sekitar 300-500 ribu, di kota Tanjungpinang lebih murah lagi dengan rate 200 ribuan.

Well, soal nyebrang dan menuju pulaunya, kita bakalan sewa speedboat dulu nih di kawasan nelayan di Trikora. Lokasinya di deket Hotel Sahid di kanan jalan ada pemukiman nelayan gitu, cari aja ada PNPM Mandiri, nah berangkatnya dari sana.
Sewa boat, tentunya disetirin abang2nya yah, bukan nyetir sendiri hehe, itu harganya 250 ribu. Uda pulang pergi ya itu, cuma masuk pulaunya bayar lagi, sekitar 5 SGD atau setara 50 ribu gitu. Jadi tipsnya kalo kesini ya rame2 biar ngga berat di ongkos haha, karena 1 boat bisa muat 11-15 orang kayaknya.

wpid-2014-09-13-22-44-54_deco.jpg

 

wpid-2014-09-13-22-45-55_deco.jpg

wpid-2014-09-13-22-29-24_deco.jpg

 

wpid-2014-09-13-22-55-18_deco.jpg

wpid-2014-09-13-22-24-07_deco.jpg

wpid-2014-09-13-22-38-47_deco.jpg

2014-09-14-10-54-49_deco

wpid-2014-09-14-10-58-04_deco.jpg

Nah ini dia Beralas Pasir
Kamu bisa main voli, berenang, tiduran di pantai, keliling pulau, dan juga ngasi makan ikan 😉
Nah jadi, uda pengen main kesini belum?
Hahahaha
Sori ya kalo saya suka pamer, cuma ya gimana lagi, kita kudu cinta kan sama alam negeri sendiri, masih banyak potensi wisata yang belum kegali di Indonesia. Ini aja orang2 Tanjungpinang malah banyak yang nggak tau tentang pulau Beralas Pasir ini :3

Well, uda selese acara posting pamer2nya, yok mari kita bikin ringkasan itinerary biayanya
Ferry Batam-Tanjungpinang : 60.000
Sewa mobil : 200.000
Bensin : 50.000
Sewa boat : 250.000/boat
Masuk pulau : 50.000/orang
Itu exclude makan ya, kalo makan baiknya beli dulu bungkus sebelum masuk pulau karena di pulau gak ada apa2 kecuali minum dan kelapa muda hehe. Kami aja kemarin kelaparan gegara ga siapin bekal makanan dulu dan ditinggal boat selama 3 jam hahaha.
Di daerah Trikora kamu bisa nemuin orang jual makanan dg mudah koq, dan juga kamu bisa nyemil makanan khas sini yaitu otak-otak yang cuma seribu per bijinya.
Finally, selese juga postingannya. Sebagai bonus, saya pamerin sekilas spot2 oke di Tanjungpinang yang juga bisa kamu singgahin ya 😉

wpid-photogrid_1403694529696.jpg

Sunset di Teluk Keriting tepi laut

wpid-photogrid_1409497950638.jpg

Danau Biru

wpid-2014-09-13-22-17-41_deco.jpg

Pantai Trikora 3 apa 4 ya ini, aduh gak tau deh. Abis banyak banget sih pantainya, jadi bingung karena garis pantainya aja panjangnya 25 km. Wah!

Well then, uda pengen liburan belum?

yuk main sini!
😀

 
3 Comments

Posted by on September 14, 2014 in Good Info

 

Tags: , , , , , , , , ,

Protected: Dear, 1 Hari Di Bulan Juni :)


This content is password protected. To view it please enter your password below:

 
Enter your password to view comments.

Posted by on August 30, 2014 in Cerita Gak Jelas,,

 

Sedikit Cerita Dari Tanjungpinang


“Friska”
“Iya saya pak”
“Pernah ke Sumatra atau luar Jawa sebelumnya?”
“Belum pak, cuma Kalimantan aja”
“Kayaknya bakal lama ini di sana”
……
“Kamu penempatan di BBC Batam Floor Tanjungpinang”
……
…….
……..
Jangankan Tanjungpinang, Batam aja saya belum tau letaknya di sebelah mana kalo di peta. Begitu saya cek di Maps, alamak kecil nian. Gak bakal gampang tenggelam kan nih pulau?
Itulah yang ada di pikiran saya waktu itu, beberapa bulan lalu di sebuah ruang sakral tempat kami diberikan surat cinta untuk jalan2 ke pelosok negeri.
Times flew…
Bukannya langsung ke Tanjungpinang, tempat asli SK penempatan saya. Eh, malah mampir ke Pematangsiantar dulu, Batam, dan barulah Tanjungpinang, kota yang uda hampir 2 bulan saya tempati ini.
Well, life must go on ye..
Biarpun kadang sedih pengen penempatan deket rumah, pengen segampang mungkin bisa mudik, pengen di Jawa, di Surabaya atau Malang. Yah, mau gimana lagi, resiko ini uda jelas dikasi tau dari awal sejak nyemplungin berkas ke kotak pendaftaran.
#akurapopo
Hahaha, entah uda berulang kali saya menguatkan diri sendiri dan bilang kalo ini yang terbaik. Ya, still struggling…keep fighting.
Sebenernya sih, di posisi saya sekarang ini tak terhitung buanyaaaaaak banget enaknya. Mulai dari posisi, teman, lingkungan, tempat main dan sebagainya. Durhaka bangetlah kalo ngga bersyukur, huhuhu.
Bicara soal enak2nya disini, soal lokasi, waaaaah buat kamu yang suka sama alam apalagi pantai. Eugh! Ini tempat yang oke. Uda ga perlu biaya banyak, bagus, dan paling penting bersih dan gak crowded.
Disini ada dua jenis pantai, menurut saya sih.
Pantainya pribumi dan pantainya bule, hahaha.
Kalo pribumi ada di daerah Trikora, mau ke pantai dan nikmatin landscape yang bagusnya luar biasa, kamu cukup nyebrang aja sedikit naik boat ke pulau2 kecil atau cukup di Trikora aja uda bagus. Mau nginep? Banyak resort dengan rate macem2
Mau main? Ada water sport dan pantai di Bintan Agro
Lengkap dan murah, akses pun terbuka buat siapa aja, tanpa ribet.
Nah kalo mau pantai bule, mungkin cocok juga buat yang honeymoon sih. Silahkan sok atuh pergi ke Lagoi. Disana resort keren2 dengan harga yang keren juga tentunya. Hanya satu resort yang bisa diakses masyarakat lokal dengan gratis, yaitu Nirwana Beach and Resort, itupun disekat-sekat gak dikasi kesempatan duduk cantik di beach chair, hufh.
Selain Nirwana, ada Bayan Tree, Bintan Lagoon yang uda terkenal bagus dengan resort dan private beach-nya. Haaa, kapan2 kalo duit numpuk boleh lah ya main kesana, penasaran sama yang namanya private beach, hahahaha.
Well…ngga perlu mahal dan ribet sih, saya sih untuk saat ini masih lebih prefer ke Trikora, apalagi baru kenal yang namanya Beralas Pasir atau White Sand Island yang uhh, keren banget pantainya!
Untuk kesana bisa naik speed boat nyewa punya masyarakat lokal dengan harga terjangkau. Dan disana pun asiknya bisa snorkeling ketemu terumbu karang, ikan2 dan si Nemo.
🙂
Well, negeri kita ini emang bener2 cantik ya
Oke deh, ini coba saya share aja foto2 pas snorkeling di Beralas Pasir. Biarpun cuma foto pantai karena gagal ikutan snorkeling lantaran takut air dan ombak sih, hahaha. Enjoy!

image

image

image

image

image

image

image

image

 
Leave a comment

Posted by on March 2, 2014 in Good Info, Words from life :)

 

Tags: , , , , , , , ,